Senin, 19 Desember 2016

PERAN MANAJER DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Seiring dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM). Mutu Sember Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya. Oleh karena itu pembenahan manajemen pendidikan sangatlah diperlukan.
Perlunya manajemen dalam pendidikan adalah untuk mengantisipasi perubahan global yang disertai oleh kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement) di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas pendidikan dalam pengelolaannya. Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep, dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian manajer ?
2.      Apa tugas dan fungsi manajer pendidikan ?
3.      Bagaimana tingkatan manejemen pendidikan ?
4.      Apa peran manajer dalam lembaga pendidikan ? 

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian manajer.
2.      Untuk mengetahui  tugas dan fungsi manajer pendidikan.
3.      Untuk mengetahui tingkatan manejemen pendidikan.
4.      Untuk mengetahui peran manajer dalam lembaga pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Pengertian Manajer
Manajer adalah pimpinan atau pemimpin suatu organisasi.  Karena manajer berhubungan langsung dengan pengambilan keputusan, paling tidak, seorang manajer harus memiliki keterampilan konseptual yang merupakan keterampilan memahami dan mengelola organisasi; keterampilan manusiawi yaitu keterampilan melakukan kerjsama, memotivasi, dan membangkitkan etos kerja pegawai; dan keterampilan teknis, yaitu keterampilan mengoperasikan alat-alat, metode, dan fasilitas lainnya yang tradisional maupun modern.
Seorang manajer di sebuah lembaga pendidikan adalah seorang pimpinan penyelenggara pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Dalam suatu sekolah, manajer di lembaga tersebut adalah seorang kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pememliharaan sarana dan prasarana”. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.1  Tugas dan Fungsi Manajer Pendidikan
Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang professional. Tenaga kependidkan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu tenaga kependidikan yang profesional akan melaksanakan tugasnya secara profesional pula sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu.
Menjadi tenaga kependidikan yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya. Seorang penyelenggara pendidikan di sebuah lembaga pendidikan menurut Made Pidarta (2000) mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
1.      Menjadi manajer lembaga pendidikan tersebut dengan tugas-tugas sebagai berikut:
a.       mengadakan prediksi tentang kemungkinan perubahan lingkungan seperti perubahan ilmu dan teknologi, tuntutan hidup, aspirasi masyarakat, dan sebagainya.
b.      Merencanakan dan melakukan inovasi dalam pendidikan.
c.       Menciptakan strategi dan kebijakan lembaga agar proses pendidikan tidak mengalami hambatan.
d.      Mengadakan perencanaan dan menenukan sumber-sumber pendidikan.
e.       Menyediakan dan mengkoordinasi fasilitas pendidikan.
f.       Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan agar tidak terlanjur membuat kesalahan.
2.      Menjadi pemimpin lembaga pendidikan:
a.       Memimpin semua bawahan.
b.      Memotivasi agar bekerja dengan rajin dan giat.
c.       Meningkatkan kesejahteraan bawahan.
d.      Mendisplikan para pendidik dan pegawai dalam melkasnakan tugasnya.
3.      Sebagai supervisor atau pengawas:
a.       Mengawasi dan menilai cara kerja dan hasil kerja pendidik dan pegawai.
b.      Memberi supervisi dalam meningkatkan cara kerja.
c.       Mencari dan memberi peluang untuk meningkatkan profesi para pendidik.
d.      Mengadakan rapat-rapat untuk memperbaiki pendidikan dan pengajaran.
4.      Sebagai pencipta iklim bekerja dan belajar yang kondusif dengan tugas-tugas:
a.       menempatkan personalia secara benar sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.
b.      Membina hubungan personalia yang positif
c.       Meningkatkan dan memperlancar komunikasi.
d.      Menyelesaikan konflik.
e.       Meningkatkan dan memelihara persatuan dan kesatuan personalia.
5.      Sebagai pencipta lingkungan bekerja dan belajar yang kondusif, dengan tugas-tugas:
a.       Menghimpun dan memanfaatkan informasi tentang sumber belajar.
b.      Memperkaya alat-alat belajar, alat-a;at peraga, dan media pendidikan.
c.       Memperkaya lingkungan hidup.
d.      Mengharmoniskan lingkungan lembaga dan ruangan kelas.
6.      Menjadi administrator lembaga pendidikan dengan tugas menyelenggarakan kegiatan rutin yang dioperasikan oleh para personalia lembaga:
a.       Mengendalikan struktur organisasi
b.      Melaksanakan administrasi substantive
c.       Melakukan pengawasan terhadap efektivitas dan efisiensi kerja
7.      Menjadi koordinator kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat:
a.       Berinisiatif membentuk suatu badan kerjasama.
b.      Mengadakan survey untuk menampung aspirasi masyarakat.
c.       Menghimpun dukungan masyarakat.
d.      Melaksanakan kerjasama dengan masayarakat.
Sedangkan fungsi manajer adalah adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi strukturalisasi, yaitu menetapkan struktur  kepegawaian  terutama dalam penyusunan dan penempatan personal, material, pekerjaan-pekerjaan, dan pikiran-pikiran didalam struktur itu.
2.      Fungsi relation ship, yaitu menjalin hubungan dengan pihak eksternal lembaga dengan mempertegas tugas, fungsi, kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab masing-masing anggota yang di susun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan pendidikan.
3.      Fungsi integritas usaha-usaha suatu pendidikan, yang dapat juga diartikan sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha menyelesaikan berbagai kegiatan lembaga pendidikan.



Pengorganisasian seharusnya memperhatikan fungsi-fungsi utama dalam organisasi yang dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut:
1.      Memiliki tujuan jelas
2.      Tiap  anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut
3.      Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan kesatuan pikiran
4.      Adanya kesatuan perintah (unity of command); para bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung.
5.      Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota
6.      Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan keahlian dan bakat masing-masing
7.      Pemahaman mendalam tentang pola organisasi pendidikan, dengan susunan struktur organisasi yang sederhana, sesuai dengan kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian
8.      Adanya jaminan keamanan dalam bekerja (security of tenure)
9.      Penghargaan kepada setiap pekerjaan yang di lakukan oleh anggota organisasi misalnya memberikan insentif, reward, dan imbalan atau bonus untuk yang berprestasi
10.  Pemahaman tentang garis-garis kekuasaan yang jelas dan membangun hubungan kerja sama dalam melaksanakan perencanaan yang telah di tetapkan
11.   Adanya pengarahan dan pembinaan

Tugas dan fungsinya adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu merencanakan seluruh program kerja lembaga pendidikan secara konseptual.  Kepemimpinan manajer memegang peranan sangat penting dalam perkembangan lembaga pendidikan.
  Dalam melaksanakan fungsinya sebagai manajer organisasi pendidikan, manajer harus memiliki berbagai persyaratan tertentu agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik.  Beberapa persyaratan tersebut diantaranya adalah memiliki ijasah, kemampuan mengajar, dan kepribadian yang baik, serta memiliki pengalaman bekerja pada lembaga yang sejenis.


3.1  Tingkatan Manajemen Pendidikan
Adapun tingkatan dalam menajemen di bagi menjadi 3, yaitu :
1.      Tingkat Strategic
      Manajemen strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dari berbagai pengertian atau defenisi yang ada dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari suatu pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang (Dwiningsih,2001)

2.      Tingkat manajerial
Dalam tingkat ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a)      Top manager (Manajer Puncak)
      Dikatakan top majager karena mereka berada dipuncak tingkat Manajerial . Mereka adalah orang-orang yang memegang jabatan tinggi dalam suatu organisasi, mereka bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap Manajemen organisasi yang bersangkutan. Tugas/ peranannya adalah menetapkan kebijakan operasional dan mengarahkan organisasi dalam berinteraksi dengan lingkungannya baik mikro maupun makro. Contoh dilingkungan pendidikan adalah setingkat rektor dan pembantu rektor, Dekan dan pembantu Dekan, Ketua dan pembantu Ketua untuk perguruan tinggi, Kepala sekolah untuk sekolah menengah atas, sekolah menengah pertama atau sekolah dasar dan lain-lain.
b)      Midle Manager (Manajer Menengah)
      Manager yang memiliki tugas berbeda namun masih membawahi manajer yang lain adalah manajer menengah. Mereka bertanggung jawab untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengimplementasikan kelebihan organisasi dan mencari keseimbangan antara tuntutan atasannya dan kemampuan para bawahannya. Pada tingkatan manajer menengah mereka harus memiliki keterampilan teknis dan keterampilan manusiawi.
      Contoh di lingkungan tingkat perguran tinggi ada pejabat setingkat Ketua Jurusan, atau dalam jabatan eselonering, mereka adalah pejabat eselon III Kepala Bagian Administrasi, dan kepala Tata Usaha di lingkungan sekolah.
c)      First Line Manager (Manajer Garis Pertama)
      Orang-orang yang berada ditingkat paling bawah hirarki organisasi. Mereka tidak membawahi manajer lain, melainkan langsung membawahi para karyawan operasional. Mereka bertugas mengarahkan dan mengawasi para pegawai operasional serta bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan para pegawainya.
      Tugas dan aktivitasnnya lebih banyak pada fungsi “directing/ actuating dan controlling daripada ke fungsi planning dan organizing”. Hal ini disebabkan manajer garis pertama, merupakan manajer operasional yang langsung memimpin para pekerja operasional. Ketrampilan manajer ini lebih diutamakan kemampuan teknis (spesialisasinya), daripada kecakapan manajerialnya.. Contoh dari lingkungan pendidikan adalah pejabat setingkat eselon IV yang langsung membawahi para pegawai.

3.      Tingkat Operasi
      Manajemen Operasional (MO) merupakan suatu ilmu yang dapat diterapkan pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pabrik garmen, dan lain-lain, mengapa demikian? Karena jenis usaha seperti yang disebutkan diatas menghasilkan produk yang bisa berupa barang maupun jasa, yang mana untuk kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan berbagai konsep, peralatan serta berbagai cara mengelola operasinya. Ada berbagai hal yang bisa dikemukakan dan menjadikan alasan pentingnya mempelajari Manajemen Operasi diantaranya adalah:
1.      Manajemen Operasi merupakan salah satu fungsi utama yang harus ada di semua jenis organisasi sehingga apabila akan mengelola organisasi maka mau tidak mau harus mempelajari konsep Manajemen Operasi.
2.      Dengan mempelajari Manajemen Operasi, kita dapat mengetahui seluk beluk dan berbagai hal yang berkaitan dengan cara memproduksi barang maupun jasa
3.      Dengan mempelajari Manajemen operasi, kita dapat memahami dan mengerti dengan benar apa yang seharusnya dilakukan oleh manajer operasional.
4.      Karena Manajemen operasi merupakan bagian yang paling mahal dalam organisasi, sehingga penting sekali untuk dipelajari. Hal ini dapat diartikan efektifitas dan efisiensi Manajemen Operasi akan berdampak besar bagi perusahaan

4.1  Peran Manajer Dalam Lembaga Pendidikan
Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002) adalah: (a)Peranan hubungan antar perseorangan; (b) Peranan informasional; (c) Sebagai pengambil keputusan.
Dari tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Peranan hubungan antar perseorangan
Ø  Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
Ø  Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
Ø  Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan siswa.
b.      Peranan informasional
Ø  Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.
Ø  Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan orang tua murid.
Ø  Sebagai spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
c.       Sebagai pengambil keputusan
Ø  Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.
Ø  Orang yang memperhatikan ganguan (Disturbance handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
Ø  Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater). Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.
Ø  A negotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah.
Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah selaku manajer merupakan proses keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus dilakukan secara berkesinambungan karena peubahan yang terjadi selalu dinamis serta tidak bisa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan. Ada istilah seorang tenaga pendidik yang tadinya professional belum tentu akan terus professional bergitupun sebaliknya, tenaga kependidikan yang tadinya tidak professional belum tentu akan selamanya tidak professional. Dari pernyataan itu jelas kalau perubahan akan selalu terjadi dan menuntut adanya penyesuaian sehingga kita dapat mengatasi perubahan tersebut dengan penuh persiapan. Upaya peningkatan keprofesionalan kepala sekolah tidak akan terwujud begitu tanpa adanya motivasi dan adanya kesadaran dalam diri kepala sekolah tersebut serta semangat mengabdi yang akan melahirkan visi kelembagaan maupun kemampuan konsepsional yang jelas. Dan ini merupakan faktor yang paling penting sebab tanpa adanya kesadaran dan motivasi semangat mengabdi inilah semua usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keprofesionalannya hasilnya tidak akan maksimal dan perealisasiannyapun tidak akan optimal.

BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Manajer adalah pimpinan atau pemimpin suatu organisasi.  Seorang manajer di sebuah lembaga pendidikan adalah seorang pimpinan penyelenggara pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Dalam suatu sekolah, manajer di lembaga tersebut adalah seorang kepala sekolah. Seorang manajer dalam pendidikan atau kepala sekolah  memiliki tugas, fungsi, dan peran yang sangat penting di dunia pendidikan.
Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud.
Dan didalam manajemen pendidikan juga memiliki beberapa tingkatan seperti, tingkat strategi, tingkat manajerial, dan tingkat operasi.


B.     Saran
Makalah ini masih memiliki banyak  kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah kami agar lebih baik lagi.




DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Sri. 2008. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah. E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Pidarta, Made. 2000. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar