BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Seiring dengan tantangan kehidupan
global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah
satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi
ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber
Daya Manusia (SDM). Mutu Sember Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik,
memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan,
komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya. Oleh karena itu pembenahan
manajemen pendidikan sangatlah diperlukan.
Perlunya manajemen dalam pendidikan
adalah untuk mengantisipasi perubahan global yang disertai oleh kemajuan ilmu
pengetahun dan teknologi informasi. Perubahan itu sendiri sangat cepat dan
pesat, sehingga perlu ada perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement)
di bidang pendidikan sehingga output pendidikan dapat bersaing dalam era
globalisasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya teknologi informasi. Persaingan tersebut hanya mungkin dimenangkan
oleh lembaga pendidikan yang tetap memperhatikan kualitas pendidikan dalam
pengelolaannya. Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep, dan teori
manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian manajer ?
2.
Apa tugas dan fungsi manajer pendidikan ?
3.
Bagaimana tingkatan manejemen pendidikan ?
4.
Apa peran manajer dalam lembaga pendidikan ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian manajer.
2.
Untuk mengetahui tugas dan fungsi manajer pendidikan.
3.
Untuk mengetahui tingkatan manejemen pendidikan.
4.
Untuk mengetahui peran manajer dalam lembaga pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian
Manajer
Manajer
adalah pimpinan atau pemimpin suatu organisasi.
Karena manajer berhubungan langsung dengan pengambilan keputusan, paling
tidak, seorang manajer harus memiliki keterampilan
konseptual yang merupakan keterampilan memahami dan mengelola organisasi; keterampilan manusiawi yaitu
keterampilan melakukan kerjsama, memotivasi, dan membangkitkan etos kerja
pegawai; dan keterampilan teknis,
yaitu keterampilan mengoperasikan alat-alat, metode, dan fasilitas lainnya yang
tradisional maupun modern.
Seorang manajer di sebuah lembaga pendidikan adalah seorang
pimpinan penyelenggara pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Dalam suatu
sekolah, manajer di lembaga tersebut adalah seorang kepala sekolah. Kepala
sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1
PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pememliharaan sarana dan prasarana”.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan
kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin
pendidikan. Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam
organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan
bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan.
2.1 Tugas dan Fungsi Manajer Pendidikan
Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga
kependidikan yang professional. Tenaga kependidkan mempunyai peran yang sangat
strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta
didik. Oleh karena itu tenaga kependidikan yang profesional akan melaksanakan
tugasnya secara profesional pula sehingga menghasilkan tamatan yang lebih
bermutu.
Menjadi tenaga kependidikan yang profesional tidak akan
terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya. Seorang
penyelenggara pendidikan di sebuah lembaga pendidikan menurut Made Pidarta
(2000) mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
1. Menjadi manajer lembaga pendidikan
tersebut dengan tugas-tugas sebagai berikut:
a.
mengadakan prediksi tentang kemungkinan perubahan lingkungan
seperti perubahan ilmu dan teknologi, tuntutan hidup, aspirasi masyarakat, dan
sebagainya.
b.
Merencanakan dan melakukan inovasi dalam pendidikan.
c.
Menciptakan strategi dan kebijakan lembaga agar proses
pendidikan tidak mengalami hambatan.
d.
Mengadakan perencanaan dan menenukan sumber-sumber
pendidikan.
e.
Menyediakan dan mengkoordinasi fasilitas pendidikan.
f.
Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan agar tidak
terlanjur membuat kesalahan.
2. Menjadi pemimpin lembaga pendidikan:
a. Memimpin semua bawahan.
b. Memotivasi agar bekerja dengan rajin
dan giat.
c. Meningkatkan kesejahteraan bawahan.
d. Mendisplikan para pendidik dan
pegawai dalam melkasnakan tugasnya.
3. Sebagai supervisor atau pengawas:
a. Mengawasi dan menilai cara kerja dan
hasil kerja pendidik dan pegawai.
b. Memberi supervisi dalam meningkatkan
cara kerja.
c. Mencari dan memberi peluang untuk
meningkatkan profesi para pendidik.
d. Mengadakan rapat-rapat untuk
memperbaiki pendidikan dan pengajaran.
4. Sebagai pencipta iklim bekerja dan
belajar yang kondusif dengan tugas-tugas:
a. menempatkan personalia secara benar
sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.
b. Membina hubungan personalia yang
positif
c. Meningkatkan dan memperlancar
komunikasi.
d. Menyelesaikan konflik.
e. Meningkatkan dan memelihara
persatuan dan kesatuan personalia.
5. Sebagai pencipta lingkungan bekerja
dan belajar yang kondusif, dengan tugas-tugas:
a. Menghimpun dan memanfaatkan
informasi tentang sumber belajar.
b. Memperkaya alat-alat belajar,
alat-a;at peraga, dan media pendidikan.
c. Memperkaya lingkungan hidup.
d. Mengharmoniskan lingkungan lembaga
dan ruangan kelas.
6. Menjadi administrator lembaga
pendidikan dengan tugas menyelenggarakan kegiatan rutin yang dioperasikan oleh
para personalia lembaga:
a. Mengendalikan struktur organisasi
b. Melaksanakan administrasi substantive
c. Melakukan pengawasan terhadap
efektivitas dan efisiensi kerja
7.
Menjadi koordinator kerjasama lembaga pendidikan dengan
masyarakat:
a.
Berinisiatif membentuk suatu badan kerjasama.
b.
Mengadakan survey untuk menampung aspirasi masyarakat.
c.
Menghimpun dukungan masyarakat.
d.
Melaksanakan kerjasama dengan masayarakat.
Sedangkan fungsi manajer adalah adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi strukturalisasi, yaitu
menetapkan struktur kepegawaian terutama dalam penyusunan dan
penempatan personal, material, pekerjaan-pekerjaan, dan pikiran-pikiran didalam
struktur itu.
2. Fungsi relation ship, yaitu menjalin
hubungan dengan pihak eksternal lembaga dengan mempertegas tugas, fungsi,
kewajiban-kewajiban, hak-hak, dan tanggung jawab masing-masing anggota yang di
susun menjadi pola-pola kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan
pendidikan.
3. Fungsi integritas usaha-usaha suatu
pendidikan, yang dapat juga diartikan sebagai alat untuk mempersatukan
usaha-usaha menyelesaikan berbagai kegiatan lembaga pendidikan.
Pengorganisasian seharusnya memperhatikan fungsi-fungsi
utama dalam organisasi yang dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Memiliki tujuan jelas
2. Tiap anggota dapat memahami
dan menerima tujuan tersebut
3. Adanya kesatuan arah sehingga dapat
menimbulkan kesatuan tindak dan kesatuan pikiran
4. Adanya kesatuan perintah (unity
of command); para bawahan hanya mempunyai seorang atasan langsung.
5. Adanya keseimbangan antara wewenang
dan tanggung jawab masing-masing anggota
6. Adanya pembagian tugas atau
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan keahlian dan bakat masing-masing
7. Pemahaman mendalam tentang pola
organisasi pendidikan, dengan susunan struktur organisasi yang sederhana,
sesuai dengan kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian
8. Adanya jaminan keamanan dalam
bekerja (security of tenure)
9. Penghargaan kepada setiap pekerjaan
yang di lakukan oleh anggota organisasi misalnya memberikan insentif, reward,
dan imbalan atau bonus untuk yang berprestasi
10. Pemahaman tentang garis-garis
kekuasaan yang jelas dan membangun hubungan kerja sama dalam melaksanakan
perencanaan yang telah di tetapkan
11. Adanya pengarahan dan pembinaan
Tugas dan fungsinya adalah melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen, yaitu merencanakan seluruh program kerja lembaga
pendidikan secara konseptual.
Kepemimpinan manajer memegang peranan sangat penting dalam perkembangan
lembaga pendidikan.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai manajer organisasi pendidikan,
manajer harus memiliki berbagai persyaratan tertentu agar ia dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Beberapa persyaratan
tersebut diantaranya adalah memiliki ijasah, kemampuan mengajar, dan
kepribadian yang baik, serta memiliki pengalaman bekerja pada lembaga yang
sejenis.
3.1 Tingkatan Manajemen Pendidikan
Adapun tingkatan dalam menajemen di
bagi menjadi 3, yaitu :
1.
Tingkat Strategic
Manajemen
strategi merupakan ilmu yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka
pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis, guna mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Dari berbagai pengertian atau defenisi
yang ada dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu
dari suatu pembuatan (formulating), penerapan (implementing)
dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar
fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa
datang (Dwiningsih,2001)
2.
Tingkat manajerial
Dalam tingkat ini terbagi menjadi 3
bagian, yaitu :
a) Top manager (Manajer Puncak)
Dikatakan top majager
karena mereka berada dipuncak tingkat Manajerial . Mereka adalah orang-orang yang memegang jabatan tinggi dalam suatu organisasi,
mereka bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap Manajemen organisasi yang bersangkutan. Tugas/ peranannya adalah menetapkan kebijakan
operasional dan mengarahkan organisasi dalam berinteraksi dengan lingkungannya
baik mikro maupun makro. Contoh
dilingkungan pendidikan adalah setingkat rektor dan pembantu rektor, Dekan dan
pembantu Dekan, Ketua dan pembantu Ketua untuk perguruan tinggi, Kepala sekolah
untuk sekolah menengah atas, sekolah menengah pertama atau sekolah dasar dan
lain-lain.
b) Midle Manager (Manajer Menengah)
Manager yang memiliki tugas berbeda namun masih membawahi
manajer yang lain adalah manajer menengah. Mereka bertanggung jawab untuk
mengarahkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengimplementasikan kelebihan
organisasi dan mencari keseimbangan antara tuntutan atasannya dan kemampuan
para bawahannya. Pada tingkatan manajer menengah mereka harus memiliki
keterampilan teknis dan keterampilan manusiawi.
Contoh di lingkungan tingkat perguran tinggi ada pejabat
setingkat Ketua Jurusan, atau dalam jabatan eselonering, mereka adalah pejabat
eselon III Kepala Bagian Administrasi, dan kepala Tata Usaha di lingkungan
sekolah.
c) First Line Manager
(Manajer Garis Pertama)
Orang-orang yang berada ditingkat paling bawah
hirarki organisasi. Mereka tidak membawahi manajer lain, melainkan langsung
membawahi para karyawan operasional. Mereka bertugas mengarahkan dan mengawasi
para pegawai operasional serta bertanggung jawab terhadap kelancaran pekerjaan
para pegawainya.
Tugas dan
aktivitasnnya lebih banyak pada fungsi “directing/ actuating dan controlling
daripada ke fungsi planning dan organizing”. Hal ini
disebabkan manajer garis pertama, merupakan manajer operasional yang langsung
memimpin para pekerja operasional. Ketrampilan manajer ini lebih diutamakan
kemampuan teknis (spesialisasinya), daripada kecakapan manajerialnya.. Contoh dari
lingkungan pendidikan adalah pejabat setingkat eselon IV yang langsung
membawahi para pegawai.
3. Tingkat Operasi
Manajemen
Operasional (MO) merupakan suatu ilmu yang dapat diterapkan pada berbagai jenis
bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pabrik garmen, dan
lain-lain, mengapa demikian? Karena jenis usaha seperti yang disebutkan diatas
menghasilkan produk yang bisa berupa barang maupun jasa, yang mana untuk
kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan berbagai
konsep, peralatan serta berbagai cara mengelola operasinya. Ada berbagai hal yang bisa dikemukakan dan menjadikan
alasan pentingnya mempelajari Manajemen Operasi diantaranya adalah:
1. Manajemen Operasi
merupakan salah satu fungsi utama yang harus ada di semua jenis organisasi
sehingga apabila akan mengelola organisasi maka mau tidak mau harus mempelajari
konsep Manajemen Operasi.
2. Dengan mempelajari
Manajemen Operasi, kita dapat mengetahui seluk beluk dan berbagai hal yang
berkaitan dengan cara memproduksi barang maupun jasa
3. Dengan mempelajari
Manajemen operasi, kita dapat memahami dan mengerti dengan benar apa yang
seharusnya dilakukan oleh manajer operasional.
4. Karena Manajemen operasi
merupakan bagian yang paling mahal dalam organisasi, sehingga penting sekali
untuk dipelajari. Hal ini dapat diartikan efektifitas dan efisiensi Manajemen
Operasi akan berdampak besar bagi perusahaan
4.1 Peran Manajer Dalam Lembaga Pendidikan
Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan
paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua
seyogyanya kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran-peran
kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang
diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002) adalah: (a)Peranan hubungan antar
perseorangan; (b) Peranan informasional; (c) Sebagai pengambil keputusan.
Dari
tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat diuraikan sebagai
berikut:
a.
Peranan hubungan antar perseorangan
Ø Figurehead, figurehead berarti lambang dengan
pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.
Ø Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah
adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah
sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk
mencapai tujuan.
Ø Penghubung (liasion). Kepala sekolah
menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan
lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi
perantara antara guru, staf dan siswa.
b.
Peranan informasional
Ø Sebagai monitor. Kepala sekolah
selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya
informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.
Ø Sebagai disseminator. Kepala sekolah
bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para
guru, staf, dan orang tua murid.
Ø Sebagai spokesman. Kepala
sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.
c.
Sebagai pengambil keputusan
Ø Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha
memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program
yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang
timbul di lingkungan sekolah.
Ø Orang yang memperhatikan ganguan (Disturbance
handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul
dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
Ø Orang yang menyediakan segala sumber
(A Resource Allocater). Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan
dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang
disediakan dan dibagikan.
Ø A
negotiator roles.
Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan
pihak luar dalam memnuhi kebutuhan sekolah.
Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah selaku
manajer merupakan proses keseluruhan dan organisasi sekolah serta harus
dilakukan secara berkesinambungan karena peubahan yang terjadi selalu dinamis serta
tidak bisa diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus
selalu siap dihadapkan pada kondisi perubahan. Ada istilah seorang tenaga
pendidik yang tadinya professional belum tentu akan terus professional
bergitupun sebaliknya, tenaga kependidikan yang tadinya tidak professional
belum tentu akan selamanya tidak professional. Dari pernyataan itu jelas kalau
perubahan akan selalu terjadi dan menuntut adanya penyesuaian sehingga kita
dapat mengatasi perubahan tersebut dengan penuh persiapan. Upaya peningkatan
keprofesionalan kepala sekolah tidak akan terwujud begitu tanpa adanya motivasi
dan adanya kesadaran dalam diri kepala sekolah tersebut serta semangat mengabdi
yang akan melahirkan visi kelembagaan maupun kemampuan konsepsional yang jelas.
Dan ini merupakan faktor yang paling penting sebab tanpa adanya kesadaran dan
motivasi semangat mengabdi inilah semua usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
keprofesionalannya hasilnya tidak akan maksimal dan perealisasiannyapun tidak
akan optimal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajer
adalah pimpinan atau pemimpin suatu organisasi.
Seorang manajer di sebuah lembaga pendidikan adalah seorang pimpinan
penyelenggara pendidikan di lembaga pendidikan tersebut. Dalam suatu sekolah,
manajer di lembaga tersebut adalah seorang kepala sekolah. Seorang manajer
dalam pendidikan atau kepala sekolah
memiliki tugas, fungsi, dan peran yang sangat penting di dunia
pendidikan.
Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan
profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan
fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga
kompetensi guru tidak hanya mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya,
melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru
akan terwujud.
Dan
didalam manajemen pendidikan juga memiliki beberapa tingkatan seperti, tingkat
strategi, tingkat manajerial, dan tingkat operasi.
B.
Saran
Makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah
kami agar lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti,
Sri. 2008. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah. E. Mulyasa. 2006. Menjadi Kepala
Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Kunandar.
2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Pidarta,
Made. 2000. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar